Sabtu, 28 Mei 2016
Pile File
Pengertian Pile File
Pile file merupakan organisasi file yang strukturnya sangat sederhana dan jarang sekali digunakan dalam pengolahan data elektronik. Pile fie digunakan sebagai pembanding dalam mengevaluasi organisasi file lainnya yang strukturnya lebih baik.
Data - data disusun berdasarkan urutan datangnya / masuknya data ke dalam file. Data - data yg masuk tidak dianalisa, dipilah-pilah atau dikategorikan mengikuti aturan panjang field.
Karakteristik Pile File
- Penyusunan urutan record-recordnya, dilakukan berdasarkan kronologis masuknya data
- Panjang setiap field & recordnya bervariasi
- Elemen data yg disimpan pd masing-masing record kemungkinan bervariasi
- Bentuk / struktur organisasinya sederhana
- Data / informasi yg masuk ke dlm file, disimpan tanpa diproses terlebih dulu
- Pembentukan Pile File dpt dilakukan dgn mudah & cepat
- Pencarian record data di dalam Pile File sangat sulit
Strukture
dan Menipulasi
Struktur record pd pile
file, harus terdiri dari elemen-elemen data yg saling berhub., dimana pd setiap
elemen data diberikan Identitas, sehingga mempunyai Arti. Identitas dari elemen data tersebut, bisa berupa nama secara
eksplisit, seperti : Umur, ataupun berupa kode , attribute.
Struktur di atas disebut
: “ Self Describing Fields “. Cth :
Umur = 40 ( Attribute_name, Value)
Attribute_name pd pile
file dpt menjadi Complex-attribute, bila attribute tsb terbagi-bagi lagi dlm
sejumlah attribute_name, Value pairs.
Pencarian record-record pada
pile file dilakukan dengan cara menentukan beberapa attribute di
dlm search-argumentnya. Attribute-attribute yg
ditulis pada search argument disebut “Key
Attribute“, sedangkan attribute-attribute lainnya disebut “Goal
Data“. Key menentukan record-record yg akan dicari sedangkan Goal Data
merupakan elemen-elemen data.
Pengunaan
Pile File
Pile File merupakan struktur dasar dan tidak terstruktur.
Penggunaannya dapat digunakan pada:
- File-file system
- File Log (mencatat kegiatan)
- File-file Penelitian / medis
- File teks
- config.sys
Performance
Dari Pile File
1. Record Size (R)
File density dari pile file dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
- Kebutuhan utk menyimpan
attribute_name bersama-sama dengan datanya.
- Data yang tidak dibutuhkan / data yangg tidak ada tidak perlu disiapkan (disediakan tempat /
lokasinya)
R= a’ (A+V+2)
dimana:
a’ = Rata2x
jumlah field pada satu rekord
A = Panjang
rata2x nama (deskripsi)atribut
V = Panjang
rata2x nilai atributSeparator untuk pemisah antar field dan
antar rekord
Berdasarkan kedua faktor di atas, maka :
- Bila data yang disimpan heterogen maka pile
file menjadi High Density
- Bila banyak terdapat kerangkapan / duplikasi :
attribute_name; maka pile file menjadi “ Low Density “
2. Fetch Record (TF)
Waktu yg dibutuhkan utk menemukan lokasi sebuah record sangat lama. Hal ini disebabkan karena semua record harus ditelusuri utk mencari elemen yg menjadi Key-attribute.
Waktu yg dibutuhkan utk menemukan lokasi sebuah record sangat lama. Hal ini disebabkan karena semua record harus ditelusuri utk mencari elemen yg menjadi Key-attribute.
3. Get Next Record (TN)
Record-record
tdk disusun berdasarkan urutan tertentu, maka record
berikutnya yg akan diakses bisa berada dimana saja.
4.
Insert Record (TI)
Menyisipkan sebuah record
baru dpt dilakukan dgn cepat dan mudah, hal ini disebabkan karena pd pile file
tdk terdpt struktur record maupun urutan penyusunan record.
5. Update
Record(TU)
a. Mencari lokasi yg akan diupdate
b. Merubah status record lama menjadi
invalid
c. Kemudian tulis record baru pd akhir
file
6. Read entire (TX)
Proses membaca seluruh
record pada pile, dilakukan dgn cara membaca record dari awal sampai akhir
pile.
7. Reorganization (TY)
Record-record yg sudah di
update / didelete memiliki Tombstone
Mark yg menyatakan record tsb sudah tdk valid lagi.
Kemudian record-record
invalid yg sudah tdk dibutuhkan tsb secara periodik dihilangkan dgn cara, mengcopy
pile file yg lama menjadi pile file yg baru. Dimana record yg invalid tdk dicopy.
Sabtu, 21 Mei 2016
Berkas Sekuensial Berindeks
Sistem Berkas Sekuensial Berindeks
Berkas Sekuensial berindeks dirancang dengan tujuan untuk
menanggulangi permasalahan pengaksesan yang dimiliki oleh organisasi berkas
sekuensial tanpa mengurangi keuntungan dan tradisi yang dimiliki oleh berkas
sekuensial.
- Keunggulan sifat berkas sekuensial Berindeks :Indeks terhadap berkas sehingga menghasilkan pengaksesan random yang lebih baik
- Area overflow untuk menyediakan ruang bila dilakukan penambahan rekaman kedalam berkas.
Komponen Dalam berkas Sekuesial Berindeks
Struktur Dasar
Pada sistem komputer, pada umumnya rekaman yang disimpan memiliki
volume yang terlalu besar untuk ditempatkan semuanya pada penyimpanan primer,
sehingga diperlukan adalanya media penyimpanan sekunder seperti disk untuk
menyimpan rekaman. Bila yang digunakan adalah komputer dengan disk yang
dapat diberi alamat melalui bloknya, maka digunakan track sebagai unit terkecil
dalam mengelompokan informasi. Unit selanjutnya adalah slinder, dan kemudian
unit lainnya disebut indeks.
Sebagai contoh adalah berkas sekuensial berindeks dengan
format blok yang dapat diberi alamat. Untuk memperjelas pemahaman dipilih
rekaman-rekaman dalam sebuah silinder tetapi indeks silinder tersebut berisi
petunjuk ke berbagai silinder lainnya.
Sepasang masukan yang berisi informasi untuk
masing-masing silinder dalam indeks silinder adalah sebagai berikut :
Kunci merupakan kunci rekaman tertinggi dari
rekaman-rekaman yang berada pada slinder tersebut dan penunjuk merupakan
penunjuk yang mengarah pada indeks track untuk silinder tersebut.
Satu pasang berisi informasi yang berada pada area penyimpanan
primer dan sebuah lagi memiliki informasi pada rekaman overflow yang
diasosiasikan dengan track tresebut. Untuk masing-masing track masukan-masukan
tersebut memiliki bentuk sebagai berikut :
Kunci pada pasangan pertama menunjukan kunci tertinggi
pada track yang berada pada area penyimpanan primer, dan kunci yang berada
padfa pasangan kedua menunjukan kunci tertinggi yang berada pada overflow yang
diasosiasikan pada track tersebut.
Penunjuk primer memberikan indikasi bahwa track berisi
rekaman primer dan penunjuk overflow menunjukan rekaman pertama yang berada
pada area overflow (jika ada) yang diasosiasikan dengan track tersebut.
Contoh Struktur Awal Berkas Sekuensial Berindeks
1. Sisipkan rekaman dengan kunci 13 pada berkas
- data berkas awal yang harus kita sisipkan dengan kunci 13
- kunci 13 adalah kunci yang lebih kecil dari 25, dimana pada penyimpanan primer yang lebih kecil dari 25 terlihat pada peyimpanan primer pertama. Maka kunci 13 kita sisipkan pada penyimpanan primer pertama. Sehingga kunci yang paling besar pada penyimpana berubah menjadi 22 dan 25 pindah ke kotak overflow.
2. Sisipkan rekaman dengan kunci 27 pada berkas
- data berkas awal yang harus kita sisipkan dengan kunci 27
- kunci 26 adalah kunci yang lebih kecil dari 70 dan lebih besar dari 22, dimana pada penyimpanan primer yang lebih kecil dari 70 dan lebih besar dari 22 terlihat pada peyimpanan primer kedua. Maka kunci 13 kita sisipkan pada penyimpanan primer kedua. Sehingga kunci yang paling besar pada penyimpana berubah menjadi 65 dan 70 pindah ke kotak overflow yang ke dua.
Menghapus Rekaman
1. Menghapus rekaman dengan kunci 15
- data berkas awal yang harus kita hapus kunci 15,
- karena kunci 15 teretak pada peyimpanan primer maka langsung dihapus dari penyimpanan dan di ganti dengan simbol *.
2. Menghapus Rekaman dengan kunci 65
Kesimpulan
Berkas sekuensial berindeks bertujuan untuk menanggulangi permasalahan pengaksesan yang dimiliki oleh organisasi berkas sekuensial tanpa mengurangi kelebihan dan tradisi yang dimiliki berkas sekuensial.
Berkas sekuensial berindeks memiliki kelebihan di bandingkan dengan berkas sekuensial yaitu :
Indeks terhadap berkas sehingga menghasilkan pengaksesan
random yang lebih baik
Area overflow untuk menyediakan ruang bila dilakukan
penambahan rekaman kedalam berkas
Jumat, 20 Mei 2016
Ekuivalensi Antar Deterministic Finite Automata ( Reduksi )
Ekuivalensi Antar Deterministic Finite Automata
Untuk suatu bahasa regular, kemungkinan ada sejumlah Deterministic
Finite Automata yang dapat
menerimanya. Perbedaannya hanyalah jumlah state yang dimiliki otomata-otomata yang saling ekuivalen tersebut. Tentu
saja, dengan alasan kepraktisan, kita memilih
otomata dengan jumlah state yang lebih sedikit.
Sasaran kita di
sini adalah mengurangi jumlah state dari suatu Finite State Automata, dengan tidak mengurangi
kemampuannya semula untuk menerima suatu bahasa.
Ada dua buah istilah baru yang perlu kita ketahui yaitu :
1. Distinguishable yang berarti dapat dibedakan.
2. Indistinguishable yang berarti tidak dapat dibedakan.
Dua DFA M1 dan M2 dinyatakan ekivalen apabila L(M1) = L(M2)
Reduksi Jumlah State Pada FSA
Reduksi dilakukan untuk mengurangi jumlah state tanpa
mengurangi kemampuan untuk menerima suatu bahasa seperti semula (efisiensi). State pada FSA dapat direduksi apabila terdapat useless
state. Hasil dari FSA yang direduksi merupakan ekivalensi dari FSA
semula
Pasangan State
dapat dikelompokkan berdasarkan:
1. Distinguishable
State (dapat dibedakan)
Dua
state p dan q dari suatu DFA
dikatakan indistinguishable apabila:
δ(q,w) Î F dan
δ(p,w) Î F atau δ(q,w)
∉ F dan δ(p,w) ∉ F
untuk
semua w ÃŽ S*
2. Indistinguishable
State ( tidak dapat dibedakan)
Dua state
p dan q dari suatu DFA dikatakan distinguishable
jika ada string w ÃŽ S* hingga:
δ(q,w) ÃŽ F dan δ(p,w) ∉ F
Reduksi Jumlah State Pada FSA – Relasi
Pasangan
dua buah state memiliki salah satu kemungkinan : distinguishable atau
indistinguishable tetapi tidak kedua-duanya.
Dalam hal ini terdapat sebuah
relasi :
Jika p dan
q indistinguishable,
dan q
dan r indistinguishable
maka p, r indistinguishable
dan p,q,r indistinguishable
Dalam melakukan
eveluasi state, didefinisikan suatu relasi :
Untuk Q yg merupakan himpunan
semua state
- D adalah himpunan state-state distinguishable, dimana D Ì Q
- N adalah himpunan state-state indistinguishable, dimana N Ì Q
- maka x ÃŽ N jika x ÃŽ Q dan x ∉ D
Reduksi Jumlah State Pada FSA – Step
Langkah - langkah untuk melakukan reduksi ini adalah :
- Hapuslah semua state yg tidak dapat dicapai dari state awal (useless state)
- Buatlah semua pasangan state (p, q) yang distinguishable, dimana p ÃŽ F dan q ∉ F. Catat semua pasangan-pasangan state tersebut.
- Cari state lain yang distinguishable dengan aturan: Untuk semua (p, q) dan semua a ÃŽ ∑, hitunglah δ (p, a) = pa dan δ (q, a) = qa . Jika pasangan (pa, qa) adalah pasangan state yang distinguishable maka pasangan (p, q) juga termasuk pasangan yang distinguishable.
- Semua pasangan state yang tidak termasuk sebagai state yang distinguishable merupakan state-state indistinguishable.
- Beberapa state yang indistinguishable dapat digabungkan menjadi satu state.
- Sesuaikan transisi dari state-state gabungan tersebut.
Reduksi Jumlah State Pada FSA - Contoh
Sebuah Mesin DFA
2. Catat state-state distinguishable, yaitu :
- q4 ÃŽ F sedang q0, q1, q2, q3 ∉ F sehingga pasangan
- (q0, q4) (q1, q4) (q2, q4) dan (q3, q4) adalah distinguishable.
- Untuk pasangan (q0, q1)
maka (q0, q1) adalah distinguishable.
- Untuk pasangan (q0, q2)
δ(q0, 1) = q3 dan
δ(q2, 1) = q4 à (q3, q4) distinguishable
maka (q0, q2) adalah distinguishable.
4. Setelah diperiksa semua pasangan state maka terdapat state-state yang distinguishable
: (q0,q1), (q0,q2), (q0,q3),
(q0,q4), (q1,q4), (q2,q4),
(q3,q4). Karena berdasarkan relasi-relasi yang ada, tidak dapat
dibuktikan (q1, q2), (q1, q3) dan (q2, q3) distinguishable, sehingga disimpulkan pasangan-pasangan state
tersebut indistinguishable.
5. Karena q1 indistinguishable dengan q2, q2 indistinguishable dengan q3, maka dapat
disimpulkan q1, q2, q3 saling indistinguishable dan dapat dijadikan satu state.
6. Berdasarkan hasil diatas
maka hasil dari DFA yang direduksi menjadi:
Selasa, 17 Mei 2016
Domain Name System (DNS)
A. Sejarah DNS
Sebelum adanya DNS, tahun 1970-an ARPAnet menggunakan pemetaan dengan bentuk tabel host pada berkas HOSTS.TXTHOSTS.TXT berisi nama host dan alamat IP serta pemetaannya dari seluruh mesin/komputer yang terhubung dalam jaringan.Ketika ada komputer lain yang terhubung ke jaringan ARPAnet maka masing-masing komputer dalam jaringan tersebut harus memperbaharui berkas HOSTS.TXT-nya.Cara meng-update berkas HOSTS.TXT dengan menggunakan ftp setiap satu atau dua minggu sekali.Masalah ketika jaringan menjadi semakin besar. Kesulitan meng-update isi berkas HOSTS.TXT karena jumlah nama mesin/ komputer yang dituliskan sudah terlalu besar dan tidak efisien.
B. Pengertian DNS Server
Ketika jaringan internet belum banyak (host yang terpasang masih sedikit), pemetaan alamat ke nama dan sebaliknya dapat diletakkan pada file host di setiap host. Saat ini, jaringan Internet sudah sangat luas (cakupannya seluruh dunia) tidak mungkin pemetaan menggunakan file host yang diletakkan di setiap host yang tersambung ke Internet. Perlu server DNS yang khusus menangani pemetaan nomor menjadi alamat dan sebaliknya.
Resolver and name server
Sebuah program aplikasi pada host yang mengaksesdomain system disebut sebagai resolver. Resolver mengontak DNS server, yang biasa disebut name server.
DNS server mengembalikan IP address ke resolver yang meneruskan ke aplikasi yang membutuhkan IP address
C. Cara Kerja DNS Server
- Saat user merequest suatu alamat (misalnya www.facebook.com) dari host pribadi (oman.com – 202.53.232.114), maka host tersebut akan menanyakan pada name server lokal untuk mencari dimanakah www.facebook.com berada
- Name server (202.154.63.2) akan mencari request tersebut di database lokal. Jika tidak ada, maka name server akan mengontak root DNS servernya, siapa yang memegang domain untuk facebook.com
- Root server akan memberitahu IP address server DNS dari alamat www.facebook.com. DNS server lokal akan mengontak server DNS yang mengelola www.facebook.com. Kemudian DNS server tersebut akan memberitahu IP address dari www.facebook.com. baru host Oman dapat me-request www.facebook.com dengan IP address yang diberikan.
D. Informasi DNS
- IP address
- Canonical Name
- Mail Exchanger
- Informasi Hardware
- Sistem Operasi
- Hostname
Implementasi DNS
- DNS server
- /etc/named
- named.boot
- zona file
- Resolver
- /etc/resolv.conf
- /etc/host.conf
Implementasi Host Table
- /etc/hosts
- /windows/hosts
Contoh /etc/hosts
- 167.205.22.123 maingtw.paume.itb.ac.id.
- 167.205.22.124 www.itb.ac.id. www
- 127.0.0.1 localhost
Alasan menggunakan /etc/hosts :
- Jumlah host sedikit
- Jaringan tidak terhubung ke Internet
- /etc/hosts digunakan oleh NIS (pada Sun)
- Tidak semua host pakai UNIX
E. Struktur Hierarki DNS
1. Root-Level Domains Domain ditentukan berdasarkan tingkatan kemampuan yang ada di struktur hierarki yang disebut dengan level. Level paling atas di hirarki disebut dengan root domain.2. Top-Level Domains (TLD)
- Domain Generik - com , net , gov , mil , org , edu , int - Selain 7 domain di atas ada lagi 7 domain baru dari ICANN (www.icann.org) yaitu: aero, biz, coop, info , museum , name , pro
- Domain Negara - Contoh: id untuk Indonesia, au untuk Australia, uk untuk Inggris, dan lain-lain. - Domain negara ini dapat dan umumnya diturunkan lagi ke level-level di bawahnya yang diatur oleh NIC dari masing-masing negara, untuk Indonesia yaitu IDNIC. Contoh level bawah dari id yaitu net.id, co.id, web.id.
- Domain Arpa - Merupakan domain untuk jaringan ARPAnet. Tiap domain yang tergabung ke Internet berhak memiliki name-space .in-addr.arpa sesuai dengan alamat IP-nya.
4. Host Names
a. Penamaan Hirarkis/Bertingkat
- Penamaan hirarkis (hierarchical name space) yaitu sistem penamaan yang terdiri dari beberapa bagian
- Tiap-tiap bagian (tingkat) menunjukkan sebuah kelompok yang sama. Misal, tingkat pertama menunjukkan sifat organisasi, tingkat kedua menunjukkan nama organisasi, tingkat ketiga menunjukkan departemen organisasi, dan seterusnya sehingga menunjukkan domain yang lebih kecil
- Nama yang sama dapat dibedakan berdasarkan hirarki yang berbeda, misal 3 buah mesin memiliki nama sama yaitu“jeruk” untuk tiga buah domain yaitu uny.edu, ugm.edu, mampir.com. Maka tiga mesin akan memiliki nama hirarki: jeruk.uny.edu, jeruk.ugm.edu, dan jeruk.mampir.com.
- Penamaan hirarkis diperlukan agar lebih mudah dalam mengingat nama domain
b. Ruang nama domain
- Ruang nama domain (domain name space) digunakan untuk membuat penamaan hirarkis.
- Dibuat dalam bentuk struktur pohon terbalik (inverted-tree structure) dengan akar (root) berada di atas
- Pohon terdiri dari 128 tingkat atau level (level 0 adalah root dan 127 level berikutnya untuk cabang)
- Setiap node (titik) memiliki label dengan ukuran maksimal 63 karakter
- Setiap label antar node dipisahkan dengan tanda titik (.)
- Setiap nama domain dibaca mulai dari bawah (level paling besar) menuju ke level 0 (root)
c. Label domain Umum
- com : organisasi komersial
- edu : institusi pendidikan
- gov : institusi pemerintah
- int : organisasi internasional
- mil : kelompok militer
- net : pusat layanan jaringan
- org : organisasi sosial (nonprofit)
d. Label domain umum baru
- aero : perusahaan penerbangan
- biz : bisnis hampir sama dg “com”
- coop : organisasi bisnis kooperatif
- info : penyedia layanan informasi
- museum : museum dan lembaga non profit lainnya
- name : nama person (individual)
- pro : organisasi profrsional individu
e. Label domain negara
- Berdasarkan singkatan nama negara. Misalnya: us (Amerika), uk (Inggris), jp (Jepang), my (Malaysia), id (Indonesia), au (Australia), fr (Perancis), dll.
f. Pesan dalam DNS
- Query: terdiri dari header dan data pertanyaan
- Response: terdiri dari header, data pertanyaan, data jawaban, data authoritative, dan data tambahan
F. Macam-macam Record DNS
- A : alamat (32-bit IP Address IPv4 )
- NS : Nama server (server yang bertanggung jawab zona)
- CNAME : Nama lain (alias)
- SOA : Start of authority, data pertama dalam file zona
- WKS : Well-known service, layanan jaringan untuk host
- PTR : Pointer, mengubah IP Address menjadi nama domain
- HINFO : Informasi host
- MX : Pertukaran mail, mengarahkan mail ke server mail
- AAAA : Alamat untuk IPv6
- AXFR : Permintaan untuk transfer seluruh zona
- ANY : Permintaan seluruh records
Contoh host file :
- localhost IN A 127.0.0.1
- elka IN A 192.168.0.1
- IN MX 5 elka.ft.uny.ac.id
- elektronika IN CNAME elka.ft.uny.ac.id
G. Keunggulan DNS
- Mudah
- Konsisten
- Simple
- named.conf di dalam /etc
options {
directory "/var/named";
/*
* If there is a firewall between you and nameservers you want
* to talk to, you might need to uncomment the query-source
* directive below. Previous versions of BIND always asked
* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged
* port by default.
*/
// query-source address * port 53;
};
//
// a caching only nameserver config
//
controls {
inet 127.0.0.1 allow { localhost; };
};
1. Directory untuk menempatkan file zone
2. Blok untuk mengatur akses
2. Blok untuk mengatur akses
zone "." IN {
• type hint;
• file "named.ca";
•};
zone "localhost" IN {
• type master;
• file "localhost.zone";
• allow-update { none; };
•};
zone "0.0.127.in-addr.arpa" IN {
• type master;
• file "named.local";
• allow-update { none; };
•};
3. Zone untuk root
4. Zone untuk localhost
5. Zone untuk reverse address
4. Zone untuk localhost
5. Zone untuk reverse address
# named.ca di dalam /var/named
• Dikenal sebagai cache file untuk DNS
• Berisikan daftar world root servers
•; This file holds the information on root name servers needed to
•; initialize cache of Internet domain name servers
•; (e.g. reference this file in the "cache . <file>"
•; configuration file of BIND domain name servers).
•;
•;This file is made available by InterNIC
•; under anonymous FTP as
•; file /domain/named.cache
•; on server FTP.INTERNIC.NET
•;
•; last update: Nov 5, 2002
•; related version of root zone: 2002110501
•;
•;
•; formerly NS.INTERNIC.NET
•;
•. 3600000 IN NS A.ROOT-SERVERS.NET.
•A.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 198.41.0.4
•;
•; formerly NS1.ISI.EDU
•;
•. 3600000 NS B.ROOT-SERVERS.NET.
•B.ROOT-SERVERS.NET. 3600000 A 128.9.0.107
•;
•; formerly C.PSI.NET
•;
•. 3600000 NS C.ROOT-SERVERS.NET.
# named.local di dalam /var/named
• Berisikan informasi tentang localhost
• Berisikan info untuk me-resolv loopback address untuk localhost
• @ IN SOA localhost. root.localhost. (
• 1997022700 ; Serial
• 28800 ; Refresh
• 14400 ; Retry
• 3600000 ; Expire
• 86400 ) ; Minimum
• IN NS localhost.
•1 IN PTR localhost.
# named.rev
• Menyediakan informasi untuk reserve lookups.
• Digunakan untuk mengetahui nama dari suatu host berdasarkan IP
•63.154.202.in-addr.arpa. IN SOA ns1.pens-its.edu. admin.pens-its.edu.
• 2000081012 ; Serial
• 28800 ; Refresh
• 14400 ; Retry
• 3600000 ; Expire
• 86400 ) ; Minimum
• IN NS ns1.pens-its.edu.
• IN NS ns2.pens-its.edu.
•4 IN PTR www.pens-its.edu.
•5 IN PTR ies.pens-its.edu.
•6 IN PTR elerning.pens-its.edu.
Jika ingin membuat master server maka harus ada:
# file zone -> mapping dari nama ke IP
• File zone berisikan resource record (RR) tentang IP address
• File ZONE akan diawali oleh SOA yang merupakan penanda bahwa name server
tersebut adalah merupakan sumber yang sah untuk domain tersebut
• SATU zone file HANYA akan punya SATU SOA
SOA
•@ IN SOA main.tactechnology.com. mail.tactechnology.com. (
•2000052101 ; Serial
•8h ;Refresh
•2h ;Retry
•1w ;Expire
•1d) ;Minimum TTL
•SOA seperti ini adalah Start Of Authority untuk domain yang di spesifikasikan
di named.conf
•Nama server yang sah adalah main.technology.com
•Mail-address dari administratornya adalah mail.tatechnology
SOA
•Serial : Serial number dari file zone tersebut
•Refresh : waktu yang dibutuhkan untuk me-refresh data
•Retry : waktu yang dibutuhkan untuk menunggu sebelum berusaha mengontak
server utama jika ada kegagalan
•Expire : jika secondary master gagal mengontak server utama dalam waktu
ini maka database tentang domain tersebut akan dibuang
•TTL: Time to live untuk menentukan berapa lama data disimpan
dalam cache
Resource Record
• NS — NAME SERVERS
–Menunjukkan nama “name server”.
• A — THE IP ADDRESS FOR THE NAME
– Menunjukkan nomor IP “name server”.
• PTR — POINTER FOR ADDRESS NAME MAPPING
– Digunakan untuk menunjuk name server
• CNAME — CANONICAL NAME
– Menunjukkan nama real host.
• MX — MAIL EXCHANGE RECORD
– Menunjukkan sebagai mail server pada domain tersebut.
# file reverse zone -> mapping dari IP ke nama
Praktikum mengkoneksikan ip address dengan menggunakan DNS
1. Langkah pertama yang dilakukan yaitu masuk ke super user dengan perintah su – dan masukkan password : centos6
2. Langkah kedua yaitu masukkan perintah vi /etc/hosts untuk melihat isi dari editor vi
Kemudian kita tambahkan alamat ip pada editor vi dengan cara menekan esc+shift+i
Dan isi dengan alamat ip yang ditujukan untuk dapat terkoneksi dengan ip tersebut yaitu masukkan alamat ip yang dituju misalnya 192.168.1.41 ade ade.com kemudian keluar dengan perintah :wq!
Dan isi dengan alamat ip yang ditujukan untuk dapat terkoneksi dengan ip tersebut yaitu masukkan alamat ip yang dituju misalnya 192.168.1.41 ade ade.com kemudian keluar dengan perintah :wq!
3. Langkah selanjutnya kita buat perintah ping 192.168.1.41 untuk melihat apa sudah terkoneksi atau belum. Jika muncul hasil seperti gambar dibawah ini maka kita sudah berhasil untuk terkoneksi dengan alamat ip tersebut . Dan jangan lupa untuk melakukan perintah ctrl+c untuk menghentikan akses data yang sedang berjalan pada alamat ip 192.168.1.41.
4. Kemudian lakukan perintah sshOS01@ade.com maka akan meminta password kemudian isikan password opensource01 maka akan muncul gambar dibawah ini :
Langganan:
Postingan (Atom)