Pages

Minggu, 10 April 2016

ORGANISASI BERKAS - BERKAS SEKUENSIAL

ORGANISASI BERKAS



Organisasi berkas diatas memiliki kemampuan untuk diproses dengan metode pemprosesan & pengaksesan yang berbeda.

Dalam menggorganisasi berkas secara Sekuensial, Langsung, maupun Sekuensial Berindeks memiliki cara yang berbeda dalam penyusunan rekaman-rekaman yang membentuk berkas / file tersebut. Rekaman-rekaman data tersebut tersusun atas sejumlah medan Data.

Medan Data : Nilai Dasar yang membentuk sebuah rekaman Data
Rekaman Data : Koleksi Berbagai Medan yang berisi beberapa item data elementer

Berkas Data : koleksi dari rekaman-rekaman yang sama, yang diletakan dalam peralatan penyimpanan data komputer.


Rekaman Data








Contoh rekaman data mahasiswa



Contoh berkas mahasiswa sebuah universitas


BERKAS SEKUENSIAL

Dalam berkas Sekuensial, rekaman ke i+1 akan diletakan tepat sesudah rekaman ke-i,  sebagai contoh :


Pencarian berkas sekuensial

Pencarian berkas secara sekuensial dilakukan dengan memproses rekaman-rekaman dalam berkas sesuai dengan urutan keberadaan rekaman-rekaman tersebut sampai ditemukan rekaman-rekaman yang diinginkan atau semua rekaman akan terbaca.

Contoh “nama mahasiswa” merupakan subskrip dalam pencarian pembacaan rekaman dengan “nama mahasiswa” = “Dewi Sartika”

Untuk mencari nama “Dewi Sartika”, diperlukan probe sejumlah 5 kali
Permasalahan yang muncul bila rekaman berada pada urutan belakang, maka pembacaan akan semakin lama. Dan apabila nama yang dicari tidak ada dalam rekaman, maka aplikasi harus membaca semua rekaman & berakshir denganm pesan “Rekaman tidak ditemukan”

Agar kinerja pembacaan rekaman lebih baik maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah rekaman-rekaman dalam berkas tersebut DIURUTKAN untuk mendapatkan pengurutan yang linier berdasar pada nilai kunci rekaman tersebut (bisa alfabetis maupun numeris)
Kolom “Nama Mahasiswa” menunjukan nilai yang urut dari kecil ke besar
Setelah data tersebut diurutkan maka pembacaan secara sekunsial dalam pemprosesan pencarian nama “Dewi Sartika” hanya diperlukan 2 probe lebih kecil dibandingkan sebelum berkas diurutkan.



PENCARIAN BINER (BINARY SEARCH)

Untuk sebuah berkas yang sudah di urutkan, jumlah probe yang diperlukan untuk membaca sejumlah rekaman dapat di usahakan untuk diperkecil lagi dengan menggunakan teknik pencarian biner.
Jika Kuncicari < Kuncitengah, maka bagian berkas mulai dari Kuncitengah sampai akhir berkas dielaminiansi.

Contoh 1

Cari rekaman dengan kunci 49 .... ?

                 1     2    3   4    5   6     7   8    9
Iterasi 1 : [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 2 :  21, 25, 28, 33, 38, [39, 48, 49, 69]
Iterasi 3 :  21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, [49, 69]

Perhitungan :

Iterasi 1           : TENGAH1 = [1+9)/2] = 5

            Kuncicari : Kuncitengah à 49 > 38
            AWAL = TENGAH1  + 1 = 5+1 = 6

        1     2    3    4    5    6     7   8    9
 Iterasi 1 : [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]                                                                                                                                               
Iterasi 2           : TENGAH2 = [6+9)/2] = 7

            Kuncicari : Kuncitengah à 49 > 48
           AWAL = TENGAH2  + 1 = 7+1 = 8

                  1    2    3    4    5    6     7   8    9
Iterasi 2 :  21, 25, 28, 33, 38, [39, 48, 49,69]                                                                                                                                   

Iterasi 3           : TENGAH3 = [8+9)/2] = 8

            Kuncicari : Kuncitengah à 49 = 49
            Ketemu, Probe = 3

                  1    2    3    4    5    6     7   8    9
Iterasi 3 :  21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, [49, 69]


PENCARIAN INTERPOLASI

Pencarian Interpolasi menentukan posisi yang akan diperbandingkan berikutnya berdasarkan posisi yang diestimasi dari sisa rekaman yang belum diperiksa. Syarat dalam pencarian berkas dalam pencarian interpolasi adalah kunci rekaman adalah bilangan numeris, karena dalam proses pencarian interpolasi posisi rekaman yang akan dibandingkan dihitung dengan melibatkan proses aritmatik tehadap kunci awal, kunci akhir, dan kunci yang di cari. Kunci awal adalah kunci awal pada posisi pencarian terakhir, bukan kunci awal berkas.

Untuk mencari kunci berikutnya pada metode Interpolasi dapat menggunakan :


Jika Kunci (dicari) = Kunci (berikut), maka pencarian berakhir
Jika Kunci (dicari) > kunci (berikut), maka AWAL = BERIKUT + 1
Jika Kunci (dicari) < kunci (berikut), maka AKHIR = BERIKUT - 1

CONTOH 1
Untuk rekaman dengan susunan sebagai berikut :
               1   2    3    4     5    6    7    8    9
            [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Berapa probe untuk menentukan rekaman dengan kunci 49 bila menggunakan pencarian interpolasi ?
            1      2    3     4    5    6    7   8     9
Iterasi 1 :         [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]
Iterasi 2 :         21, 25, 28, 33, 38, 39, [48, 49, 69]

Perhitungan :

Iterasi 1           Berikut1 = 1 + ((49-21)/(69-21)) (9-1) = 5.66666 ≈ 5

Kcari banding Kberikut = 49 > 38, Maka AWAL = Berikut1 + 1 = 5+1 =6
 1     2    3    4    5     6   7    8     9
Iterasi 1 :        [21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, 49, 69]


Iterasi 2           Berikut2 = 6 + ((49-39)/(69-39)) (9-6) = 7

Kcari banding Kberikut = 49 > 48, Maka AWAL = Berikut2 + 1 = 7+1 =8
                         1    2   3    4     5    6    7    8     9
Iterasi 2 :        21, 25, 28, 33, 38, [39, 48, 49, 69]


Iterasi 3           Berikut3 = 8 + ((49-49)/(69-49)) (9-7) = 8

Kcari banding  Kberikut = 49 = 49, Maka Ketemu, Probe = 3
                         1    2   3    4    5    6    7     8     9
Iterasi 3 :        21, 25, 28, 33, 38, 39, 48, [49, 69]







Tidak ada komentar:

Posting Komentar